HarapanRakyat - Menyikapi aksi pelaku teror di dua masjid di
Selandia Baru, Seluruh dunia mengecam dan bereaksi positif . Semua umat justru bergandengan tangan saling mendukung. Seperti yang dilakukan di New York,Amerika Serikat.
Dilansir pada halaman era.id menuliskan bahwa sejumlah petugas dari NYPD ditambahan untuk mengunjungi masjid-masjid di
kota ini selama salat subuh berlangsung. Melalui akun twitternya, NYPD
ingin memastikan keselamatan semua rumah ibadah dan kebebasan untuk
menjalankan ibadah secara bebas tanpa rasa takut.
Gubernur New York, Andrew Cuomo dan Wali Kota New York, Bill de Blasio
bilang, kehadiran dan penambahan polisi di masjid-masjid memang
merupakan reaksi akibat serangan teror di Selandia Baru. Tapi mereka
menjamin bahwa kehadiran petugas ini untuk menjaga agar umat muslim bisa
beribadah dengan tenang.
Wali Kota New York, Bill de Blasio, mengatakan pemerintah menjamin kebebasan wargaya untuk menjalankan ibadahanya masing-masing.
Ia juga mengatakan kehadiran polisi bersenjatakan lengkap itu diharapkan tidak mengganggu kekhusyukan beribadah.
"Kami akan bekerja sama agar semua warga negara aman," katanya.
Sejumlah anggota polisi antiteror bersenjatakan lengkap di New York
menjaga beberapa masjid dan tempat studi Islam di kota tersebut untuk
mencegah hal yang tidak dinginkan. Hal ini sebagai antisipasi dari
buntut serangan teror di dua masjid di Kota Christchurch, Selandia Baru
yang sedikitnya menewaskan 40 orang.
"Warga New York yang sedang beribadah dapat yakin kalau kota mereka akan
melindungi mereka," kata de Blasio seperti dilansir CNN, Jumat
(15/3/2019).
Korban terbanyak dalam serangan teror itu terjadi di Masjid Al Noor,
Christchurch. 41 orang tewas di dalam masjid. Tujuh orang lagi tewas
dalam serangan di Masjid Linwood. Sedangkan satu orang lagi meninggal
karena luka-luka di rumah sakit.
Mohan Ibrahim, salah satu saksi mata, menuturkan dia merupakan satu di
antara sekitar 200 orang yang berada di Masjid Al Noor saat penembakan
terjadi.
"Awalnya kami berpikir itu sengatan listrik, tetapi kemudian semua orang mulai berlarian," tutur Ibrahim dilansir dari New Zealand Herald
Brenton Tarrant, satu dari empat pelaku yang berhasil ditangkap, mendengar lagu The British Grenadiers
sebelum memasuki Masjid Al Noor di Christchurch, Selandia Baru. Hasil
penyelidikan sementara mengidentifikasi Tarrant sebagai pria berusia 28
tahun dengan status kewarganegaraan Australia.
The British Grenadiers adalah lagu tradisional unit militer
Inggris dan Kanada yang berasal dari abad ke-17. Lagu ini kerap
digunakan dalam upacara dan agenda-agenda sejumlah kesatuan militer di
bawah kerajaan. Penamaan 'Grenadiers' bagi resimen ini merujuk pada
lencana berlambang granat yang mereka gunakan.
Asal-usul dari lagu ini masih diperdebatkan. Nada dalam lagu ini pernah
muncul dalam koleksi lagu-lagu dansa milik John Playford pada tahun 1728
dan disebut sebagai The New Bath. Sementara itu, musisi William
Chappell malah merelasikan nada The British Grenadiers dengan sebuah
karya berjudul Sir Edward Nowell's Delight tahun 1622. Segala perdebatan
soal asal-usul lagu The British Grenadiers ini kemudian dirangkum oleh komposer Ernest Walker pada tahun 1907.
Salah satu korban selamat lainnya, Ramzan Ali menceritakan bahwa khatib sedang memberikan ceramah pukul 13.42 waktu setempat dan saat itu penembakan mulai terjadi, dan pelaku terus menembak. Dia mengaku tidak sempat melihatnya karena ia baru saja sampai dan langsung duduk.
"Saya tertembak dan tidak percaya saya bisa selamat. Saya orang terakhir yang keluar masjid sterlah penembakan terjadi dan banyak jasad korban," Jelas Ramzan Ali dalam sebuah video yang bereda di internet.
Red> Sakti
Sabtu, Maret 16, 2019
RELATED STORIES
Hukum
Kesehatan
Serba Serbi
Artikel Penting Untuk Dibaca
loading...
loading...
0 Please Share a Your Opinion.:
Diharap Memberi Komentar Yang Sopan & Santun
Terimakasih Atas Partisipasi Mengunjungi Web Kami