Jakarta,
HR.ID - Tragedi satdion kanjuruhan yang mengakibatkan
tewasnya ratuusan penonton yang diduga akibat tembakan gas Air Mata oleh
petugas kepolisian. Bututnya Kapolda Jawa Timur di copot dari Jabatannya. Meski
alasan pencop[otan nico adalah dengan alas an penyegaran namun masyarakat
menilai lain, apalagi masyarakat Jawa Timur yang bersimpatik dengan korban Kanjuruhan
terus menyuarakan agar Nico dicopot.
Beberapa hari usai Tragedi Kanjuruhan, Irjen Nico Afinta digantikan oleh Irjen Polisi Teddy Minahasa Putera sebagai Kapolda Jawa
Timur. Nico Afinta kini dipindahkan ke jabatan baru, yakni Sahlisosbud Kapolri.
Sebelumnya, Irjen Teddy Minahasa menjabat sebagai Kepala Kepolisian Daerah
Sumatera Barat.
Penggantian jabatan
di tubuh Polri tertuang dalam Surat Telegram Nomor: ST/2134/X/KEP./2022 pada 10
Oktober 2022.
Tedy sangat dikenal
dikalangan konglomerat karena ia disebut sebagai polisi terkaya di Indonesia
persi LHKPN. Harta kekayaan Irjen Teddy
Minahasa sebagian besar berasal dari kepemilikan 53 bidang tanah.
Ke-53 tanah itu
tersebar di Pasuruan dan Malang dengan nilai Rp 25.813.200.000. Selain itu
Irjen Teddy Minahasa memiliki lima kendaraan dengan nilai Rp 2.075.000.000.
Irjen Teddy Minahasa
juga memiliki aset berupa harta bergerak senilai Rp 500 juta; surat berharga Rp
62,6 juta serta kas dan setara kas Rp 1.523.717.203. Beberapa hartanya berupah
Tanah dan bangunan miliknya di Pasuruan, Jawa Timur serta di Kota Pesawaran,
Lampung. Total kekayaan Teddy Rp 29.974.417.203.
Namun nasib sial
menimpa Polisi terkaya ini baru yang baru saja sekitar Empat hari ditunjuknya sebagai Kapolda
Jawa Timur menggantikan Nico, ia ditangkap karena diduga menjual Narkoba jenis Sabu
seberat 5 kilogram. Teddy diamankan oleh Divisi Propam Polri
Penangkapan Kapolda
Jatim Irjen Teddy Minahasa bersamaan dengan acara pengarahan Presiden ke
jajaran petinggi Polri di Istana Negara, pada Jumat siang (14/10/22). Seluruh
kapolres, kapolda, serta petinggi Mabes Polri diinstruksikan untuk berkumpul di
istana. Informasinya, dari 34 kapolda yang hadir di Istana, ada satu yang belum
hadir, yaitu Irjen Teddy Minahasa.
Irjen Teddy Minahasa
Putra ditangkap di sekitar Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian atau PTIK, Jakarta
Selatan sesaat sebelum menaiki bus yang membawanya beserta beberapa petinggi
Polri lainnya ke Istana Negara untuk menemui Presiden Jokowi.
Atas penangkapan
Teddy Minahasa, Kapolri, Jenderal Sigit Prabowo, menegaskan, membatalkan TR
(Telegram) terkait penempatan Irjen Teddy Minahasa Putra sebagai Kapolda Jawa
Timur.
"Terkait dengan
posisi Irjen Pol TM yang kemarin baru saja kita keluarkan TR untuk mengisi
Polda Jatim, hari ini saya akan keluarkan TR pembatalan," kata Jenderal
Listyo Sigit Prabowo saat konprensi pers, Jumat sore (14/10/2022).
Dalam komprensi pers
itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo juga mengungkap kronologi
penangkapan Teddy Minahasa, yang berawal dari pengembangan kasus yang ditangani
Polda Metro Jaya.
Kata Kapolri,
penangkapan Teddy Minahasa berawal dari pengungkapan kasus narkoba yang
dilakukan aparat Polda Metro Jaya beberapa hari lalu. Polda Metro menangkap
tiga warga sipil yang berstatus pengedar narkoba.
“Beberapa hari lalu
Polda Metro mengungkap jaringan peredaran gelap narkoba yang berawal dari
laporan masyarakat. Kemudian saat itu diamankan tiga warga sipil, dikembangkan
ternyata mengarah keterlibatan anggota Polri berpangkat Bripka dan seorang
kapolsek berpangkat kompol,” jelas Kapolri.
Ia lantas
memerintahkan jajaran Bareskrim untuk membantu tim Polda Metro mengusut kasus
tersebut hingga menangkap lagi seorang pengedar narkoba dan seorang anggota
Polri berpangkat AKBP.
Ternyata perwira
Polri berpangkat AKBP tersebut adalah Kapolres Bukittinggi, Sumatra Barat. Dari
sanalah keterlibatan Teddy Minahasa terungkap hingga kemudian dilakukan
penangkapan
“Saya minta
dikembangkan, kita lihat keterlibatan Irjen TM. Atas dasar hal tersebut,
kemarin saya minta Kadiv Propam menjemput dan memeriksa TM. Tadi pagi telah
dilaksanakan gelar untuk menentukan dan saat ini Irjen TM resmi sebagai terduga
pelanggar dan sudah dilakukan patsus. Terkait dengan hal tersebut Kadiv Propam
melanjutkan proses lidik untuk proses ancaman hukuman PTDH,” ujar Kapolri.
Melalui tes urine
Teddy positif narkoba, dan sialnya lagi ia diduga juga menjual sabu-sabu
seberat 5 kg dari total 41,4 kg barang bukti hasil pengembangan peredaran
Narkoba di kota Bukittinggi, Sumatra
Barat yang diamankan pada 13 Mei 2022. ke seorang bandar besar bernama Linda Pujiastuti (Mami Linda) sebulan setelahnya. Linda adalah seorang pengusaha salah satu tempat
hiburan/diskotik di Jakarta
Peran Teddy saat itu
adalah sebagai orang nomor satu di Kepolisian yang menjabat sebagai Kapolda
Sumatra Barat yang mengunkap kasus Narkoba di Bukittinggi.
Irjen Teddy juga
disebut mengawali perkenalan antara Linda Pujiastuti yang berdasarkan bukti
percakapan di WhatsApp Irjen Teddy mengarahkan AKBP Dody agar menjual Sabu
sebanyak 2 kilogram kepada Linda Pujiastuti. Penjualan awal seberat 2 kilogram
itu karena, kondisi keuangan Mami Linda terbatas, dengan harga Rp.300 juta.dibayar menggunakan dolar Singapura.
Sialnya, pembelian
Mami Linda itu tercium oleh pihak kepolisian sehingga ia tertangkap. Dari hasil
keterangan dan iterogasi Mami Linda didapatkan keterangan bahwa ia membeli
barang haram tersebut dari pihak kepolisian berpangkat AKBP.
Terkait dengan barang
bukti 41,4 kilogram yang berhasil disita tersebut, pada Rabu 15 Juni 2022 lalu Irjen
Teddy Minahasa bersama dengan forkopimda kota Bukittinggi, melakukan pemusnahan
barang bukti tersebut seberat 35 kilogram. Pemusnahan dilakukan di Mako Polres
Bukittinggi. Dalam pernyataannya saat itu, Irjen Teddy menyebutkan jika ada 5
kilogram sabu dari barang bukti tersebut tidak dimusnahkan, karena dijadikan
sample barang bukti yang akan dihadirkan di pengadilan.
Namun yang terjadi,
penyisihan barang bukti 5 kilogram sabu tersebut, berubah skenario dengan cara
mengganti barang bukti yang asli dengan tawas.
Dari laporan hasil
penyelidikan yang dilakukan Pengamanan Internal di Lingkungan Polri (Paminal),
5 kilogram barang bukti yang dijual kepada mami Linda, memang adalah merupakan
penyisihan barang bukti yang dilakukan oleh mantan Kapolres Bukit Tinggi AKBP
Dody Prawiranegara dan juga atas sepengetahuan dari Irjen Pol Teddy Minahasa.
Ini terkonfirmasi berdasarkan keterangan dari AKBP Dody Prawiranegara dan
histori chat WhatsApp dengan Irjen Teddy.
Irjen Teddy Minahasa
Putra berpangkat terakhir di kepolisian dengan Dua bintang, lahir di Manado,
Sulawesi Utara pada 23 November 1970. Kendati demikian, ia tumbuh besar di
Pasuruan, Jawa Timur.
Red: (MHR)
dari berbagai sumber