Tampilkan postingan dengan label Serba Serbi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Serba Serbi. Tampilkan semua postingan

Senin, Maret 20, 2023

Polisi Ini Gemar Koleksi Benda Pusaka

Polisi Ini Gemar Koleksi Benda Pusaka

Polewali Mandar - Polisi satu ini, punya hoby mengoleksi benda-benda pusaka nusantara, bahkan koleksi ada yang berasal dari luar negeri dan kini sudah mencapai ratusan buah.

"Sejak kecil saya sudah koleksi benda pusaka Nusantara, awalnya koleksi pandawa lima, sejak 1984 lalu," kata Kapolres Polewali Mandar (Polman), AKBP Agung Budi Leksono, ketika di temui diruang kerjanya. Sabtu (18/3/23).

AKBP Agung mengaku gemar mengoleksi ratusan benda pusaka nusantara, terutama keris. Koleksinya yang lain selain keris, ada tombak, karih, tombak trisula, pedang, piso gajah, badik tumbok, hingga keris tumbuk. Bahkan, AKBP Agung mengoleksi benda pusaka dari kerajaan-kerajaan zaman dahulu, seperti Singosari, Demak dan Prambanan.

Kapolres Polewali Mandar (Polman), AKBP Agung Budi Leksono mengatakan, awalnya gemar koleksi benda pusaka ketika mendapat titipan dari sesepuh di daerahnya. Benda pusaka berupa pandawa lima, yang ia rawat sejak kecil hingga sekarang ini.

Seiring waktu AKBP Agung pun mulai menyadari, mengoleksi benda pusaka sebagai salah satu langkah untuk melestarikan budaya Indonesia.

Lanjut Agung menuturkan, mengoleksi benda pusaka, seperti merawat dan melestarikan budaya peninggalan leluhur.

"Saya juga mendalami filosofi pusaka untuk pusat pengendalian diri, atau pegangan untuk berprinsip dalam hidup dan menjunjung derajat," kata AKBP Agung.

Apalagi, benda pusaka seperti keris saat ini telah diakui dunia dan telah diteliti sebagai pusaka Nusantara.

Saat ini, AKBP Agung telah mengoleksi ratusan benda pusaka Nusantara. Dia juga mengoleksi pusaka dari Bangkok Thailand.

"Pusaka paling top itu dari Jawa, saya punya dari era kerajaan Singosari dan Prambanan," ungkap AKBP Agung.

Agung bahkan memiliki benda pusaka dari prabu Siliwangi. Dikatakan pusaka akan mencari tuannya sendiri, setiap satu Muharram pusakanya akan dibersihkan. Dioleskan minyak wangi, tujuannya agar benda pusaka yang AKBP Agung miliki tidak berkarat.

Agung Budi Leksono., S.H., S.I.K., M.Pd., menjabat sebagai Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Polewali Mandar (Polman) sejak akhir tahun 2021 yang lalu.

Sebelumnya, AKBP Agung menjabat sebagai Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Barat (Sulbar).

Agung merupakan lulus akademi kepolisian (Akpol) tahun 2003. Mengawali karir dan pernah menjabat sebagai Kapolsek sebanyak lima kali di Polda Metro Jaya.

Desember 2019, Agung menginjakan kaki di Polda Sulawesi Barat (Sulbar), mendapat tugas Kasubdit V Siber Ditreskrimum.


(REDAKSI)

Selasa, Oktober 18, 2022

DPP KKM-Bone Lantik Pengurus Baru di Kab. Wajo

DPP KKM-Bone Lantik Pengurus Baru di Kab. Wajo


Wajo, HR.ID - Organisasi terbesar yang melibatkan keluarga keturunan bugis Bone yang selama ini terus membenahi diri usai beberapa waktu lalu Sulsel menjadi tuan rumah Rakernas yang diselenggarakan Penguirus Pusat, Jakarta pada Jumat 29 Juli 2022 di Hotel Four Points By Sheraton Ballroom Lotus Lt 2- Jln. Andi Jemma No 130 kota Makassar, Sulawesi selatan, kini kepengurusan Dewan Pimpinan Propinsi (DPP) Kerukunan Keluarga Masyarakat Bone (KKMB) kembali melantik pegurus baru disalah satu kabupaten.

Tepatnya pada hari Senin 17 Oktober 2022  bertempat di ruang pola kantor bupati Wajo Dewan Pengurus Kabupaten Kerukunan Keluarga Masyarakat Bone Kabupaten Wajo dilantik dan dikukuhkan oleh ketua umum DPP KKM-Bone Sulsel,  Drs. H Andi Syahriwijaya.

Acara pelantikan dan pengukuhan tersebut  selain dihadiri oleh ketua dan sang sekretaris serta beberapa jajaran pengurus DPP KKM-Bone, turut dihadiri oleh Bupati Bone Dr. H. Andi Fahsyar Maidin Pajalangi . M.Si. Beserta rombongan forkopinda Pemkab Bone, Bupati Wajo, Dr. H Amran Mahmud SE MM. Wakil Bupati Wajo H. Amran. SE. Sekda Wajo Ir Armayani M.Si, yg juga putri Bone, Kapolres Wajo dan forkopinda wajo serta beberapa tokoh masyarakat serta alim ulama Bone yang berada di Kab. Wajo yang telah lama mengabdi dan menjadi bagian dari pesantren AS’Adiyah wajo.

Ketua DPP KKM-Bone, H Andi Syahriwijaya dalam sambutannya mengatakan bahwa KKM-Bone adalah rumah besar bagi wija tobone sebagai wadah silaturrahim dan diharap wija senantiasa menjaga nilai nilai budaya tobone dalam perantauan.

"Mali Dipareppe, Mallilu Sipakainge, Siapakatau, Sipakalebbi.” Kata andi Syahriwijawa dengan bahasa bugis

Ia juga berharap agar jajaran pengurus dan masyarakat Bone lainnya yang berada ditanah Lamaddukelleng  (Wajo), melakukan interaksi dengan masyarakat lokal dengan penuh toleransi dan kedamaian.

“Motto orang Wajo kan, Maradekai To Wajoe, Ade’Emmi na Popuang. yang bermakna bahwa orang wajo itu merdeka dan hanya menghormati dan memuliakan orang yg berbudaya atau beradab,” Katanya yang disambut tepuk tangan para hadirin.

Andi Syahriwijaya tak lupa berpesan untuk menitipkan Wija tobone kepada bupati Wajo agar dapat berkontribusi dalam pembangunan kesejahteraan di Wajo dan berharap agar wija tobone bergandengan tangan dengan pemerintah Wajo.

Senentara itu Bupati Bone dalam sambutannya mengurai tentang hubungan kekerabatan antara bone dan wajo di abad XVI. Urainya, bahwa kedua kerajaan ini pernah membuat suatu koalisi 3 kerajaan yang disebut Tellumpoccoe yg terdiri dari Bon, Wajo dan Soppeng yang ditandai dengan sumpah setia ketiga kerajaan tersebut. dengan bersama menenggelamkan Batu sebagai simbol bahwa Bone, Wajo dan Soppeng akan senantiasa saling mengingatkan membantu dalam menjaga kerajaan Tidak akan saling mengkhianati.

“Tessibelleang Ola, perri’na Bone, sussana wajo dan Soppeng,” kata Andi Fashaer

Untuk diketahui, perjanjian Tellumpoccoe berlansung pada tahun 1582 merupakan kekuatan utama bagi kerajaan-kerajaan Bugis (Bone, Wajo, dan Soppeng) dalam upaya mereka membangun perlawanan terhadap Kerajaan Gowa. Perjanjian “Tellumpoccoe” ini, di mata penguasa Kerajaan Gowa, tidak saja dipandang sebagai bentuk perlawanan secara terbuka dari para penguasa kerajaan Bugis yang berada di daerah pedalaman, tetapi juga disadari sebagai satu bentuk strategi yang dilakukan oleh penguasa dari Kerajaan Bone untuk membendung ambisi Kerajaan Gowa. Kedua kerajaan ini (Gowa dan Bone) telah sering berperang di sepanjang abad ke-16 Bone yang saat dipimpin oleh Raja Bone ke-7 La Tenrirawe Bongkange Arumpone (1560-1564).

La Tenri Rawe menjalin hubungan kerja sama dengan Arung Matowa Wajo yang bernama To Uddamang, Datu Soppeng yang bernama Lamappaleppe Pollipue. Maka diadakanlah pertemuan di Cenrana untuk memperkuat hubungan antara Bone, Soppeng dan Wajo.

Maka sejak perjanjian kerjasama itu mereka cetuskan sejak itu pula juga istilah "Mallamungeng Patue ri Timurung” pertemuan tiga kerajaan yang lebih dikenal dengan nama Ulu Adae ri Timurung (Perjanjian TellumpoccoE) yang diadakan di Timurung di suatu kampung kecil yang bernama dusun Bunne, Kecamatan Ajangale, Kab. Bone.

Perjanjian Tellumpoccoe ini diprakarsai oleh Raja Bone dan Kajaolaliddong (penasihat kerajaan). Tiga Batu sebagai penanda perjanjian, Kerajaan Bone menanam batu besar menandakan bahwa Bone sebagai saudara tua, kemudian Raja Wajo menanam batu dengan ukuran lebih kecil sebagai saudara tengah dan batu dengan ukuran paling kecil ditanam oleh Raja Soppeng menandakan saudara muda. Batu yang ditancapkan itu kemudian oleh orang Bugis disebut “Lamumpatu’e ri Timurung”.

Hingga kini tugu peringatan penanda perjanjian Tellumpoccoe masih terlihat di wilayah Timurung,  Dusun Bunne,  Desa Allamungeng Patue, Kecamatan Ajangale Bone.

Dikesempatan yang sama, kembali ke pelantikan KKM-Bone, Wajo, Dr Amran Mahmud bupati Wajo dalam sambutannya mengatakan bahwa Wajo, Bone adalah bersaudara. Wajo adalah Bone Riaja dan Bone adalah Wajo.

“Betapa kuatnya persaudaraan ini sehingga sulit membedakan wija tobone dan wija towajo karena dulu kerajaan Bone dan Wajo sudah terikat tali kekeluargaan. Hubungan kekerabatan kedua kerajaan telah berlangsung sejak era Sawerigading yang menikahi We Cudai di negeri Cina, Tanete Pammana, Wajo,” papar Amran.

Cerita terkait Sawerigading yang memperisterikan Wecudai, kala itu Wajo masih berstatus kerajaan kuno. Disebut dalam cerita adalah sebuah kerajaan Cina yang tak lain adalah Bone. Saat diwilayah bugis hanya Dua kerajaan utama, yakni Luwu dan Cina. Saat itu Bone disebut juga tanah Kessi (Pasir).  Sawerigading dan We Cudai dikaruniai seorang anak yang diberi nama La Galigo.

Acara yang dirangkaikan dengan  peringatan MaulidNabi besar Muhammad SAW, Ketua Majelis Ulama Indonesia Sulawesi selatan Prof Dr KH. Najamuddin HS. Lc. MA Yang juga selalu Wakil ketua Dewan Pakar DPP KKM-Bone Sulsel dalam ceeramahnya membawakan Hikmah Nabi besar Muhammad SAW.

Acara yg dihadiri kurang lebih 700 orang tersebut, dilantik ketua terpilih  DPK KKM-Bone Wajo, Drs. H Nugamnad Ridwan Angka. M. Si. Yang juga anggota DPRD Wajo. Yang didampingi Sekretaris, H Subhan S.PdI, M.Pdi.

Dalam pelantikan, turut mendampingi ketua  yakni Sekretaris DPP yang membacakan Surat keputusan tentang komposisi kepengurusan KKM-Bone, Wajo

Juga hadir, Prof Dr H Andi Husain Hamka Guru Besar ilmu politik Universitas Bosowa, Dr Hj Andi Nurhidayati M.Si anggota Fraksi PPP DPRD Sulsel. Sementara dari Jajaran Pengurus DPP KKM-Bone turut hadir mendampingi sang ketua, Sekretaris DPP KKMB Andi Ahmad Agung MBA, serta jajaran pengurus lainnya yakni DR. H. Andi Laksmiwati, Ir. Summi Heriza Sikki, H. Andi Basir SH, MH, Andi Dahrul SE, MM, Drs. Mustakim M.Si, Drs. Andi Madjid, H. Andi Tahir SE dan Andi Yusniati Zaenuddin.


Red: (A.Ms Hersandy)

Selasa, Februari 08, 2022

Ini Café Unik, Letaknya di Pandeglang, Banten. Pengusaha Café Bisa Menirunya

Ini Café Unik, Letaknya di Pandeglang, Banten. Pengusaha Café Bisa Menirunya

Banten. HR.ID - Cafe kekinian memang tak ada habisnya di Pandeglang, Banten, misalnya saja Cafe Bumi Aki Green yang beralamat di Jl. Gn. Mauk, Juhut, Kecamatan Karang Tj, Kabupaten Pandeglang, Banten.

Bukan saja menawarkan pemandangan alam desa yang indah tetapi juga spot-spot foto yang instagramable.

Sayang sekali rasanya kalau traveling ke pandeglang tapi tidak mampir ke kafe satu ini, disamping pengunjung bisa memilih sendiri tempat makan sesuai selera, Menu makanan disini juga terbilang lengkap, ada makanan khas pandeglang Nasi Gonjleng, Khas sunda perpaduan dengan khas bali seperti ayam betutu dan makanan umum untuk kafe kekinian.

Owner dari kafe Bumi Aki Green, H.Syafrul Syafri, Bapak Cepi Dian dan Ibu Reni mengatakan, mencoba menawarkan suasana alam yang nyaman dan menarik buat para pengunjung.

"Kita disini mencoba menawarkan pemandangan alam, spot foto yang menarik dan yang terpenting kenyaman untuk pengunjung," kata H.Syafrul di Bumi Aki Green.

Ditempat yang sama, Owner yang lain dari Bumi Aki Green Bapak Cepi Dian menambahkan, selain makanan Bumi Aki Green juga ada coffebar untuk milenial nongkrong dengan ditemani kopi yang bisa dinikmati panas atau dingin dan live musik disetiap Sabtu atau malam Ahad.

"Ada Coffebar untuk milenial nongkrong dan tiap malam minggu ada live musik juga," tandas Bapak Cepi Dian. 


(Redaksi)

Jumat, Oktober 29, 2021

Catatan Kecil untuk Pemuda Pancasila  pada  Milad yang ke-62

Catatan Kecil untuk Pemuda Pancasila pada Milad yang ke-62

  Tetap Eksis Dengan Terus Mereformasi Diri dari Rezim ke Rezim



1. Selayang Pandang Pemuda Pancasila

Hari itu, 5 bulan yang lalu, tanggal 1 Mei 2021 di Bandung, saat masih   pandemi  di bulan Puasa, atau bertepatan dengan peringatan Hari Buruh Internasional, ada pemandangan yang berbeda yang tak biasa. Di sebuah hotel  terlihat banyak orang berseragam putih dan  loreng  merah menyala. Mirip seragam tentara. Sekilas  terlihat sangar dan buas, penulis bak masuk kandang singa. Tapi begitu  penulis mendekat,  berada di tengah-tengah mereka,  dan berusaha lebih  mengenali  mereka,  walau masih terlihat tetap garang, tapi kesan itu sirna. Kesan sangar dan kasar pun seakan tergilas dengan keramahan mereka. Penulis duduk satu meja  dengan Anton Heryanto dan Rudi Kurniawan masing-masing sebagai bendahara dan sekretaris B2P3 (Badan Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila)  sambil menikmati menu berbuka puasa. Ya,  itulah perjumpaan  penulis sekitar 5 bulan lalu dengan mereka. Penulis datang atas undangan Andini Putri, pegiat sosial dan bisnis woman yang penuh talenta. Mereka  itu tak lain adalah  yang tergabung dalam organisasi Pemuda Pancasila.

Siapa yang tak kenal dengan organisasi kemasyarakatan yang menamakan organisasinya dengan nama Pemuda Pancasila  atau PP. Penggunaan kata "Pancasila" di belakang nama organisasinya tentulah tidak sembarang, pasti punya alasan tersendiri.

2. Jadi "Anak Emas" Pada Masa Orba

Pemuda Pancasila  sejak kelahirannya pada 28 Oktober tahun 1959 lalu, menurut sumber yang tak mau disebutkan namanya, seorang perwira tinggi purnawirawan TNI  AD,  oleh sang pendiri Jendral  AH Nasution memang  dibentuk untuk  mengimbangi  organisasi pemuda yang amat kuat bentukan PKI yaitu Pemuda Rakyat di masa Orde Baru. Saat itu nama organisasi Pemuda Pancasila sebelum tahun 1965 seperti angin lalu.Tapi setelah tahun 1965 namanya kian berkibar dan gaungnya  bertalu. Pemuda Pancasila, sesuai namanya tampil di garda terdepan sebagai pembela Pancasila melawan dan menumpas pengkhianat Pancasila  tanpa pandang bulu.

Usaha pemerintahan Orde Baru melakukan operasi Petrus atau penembakan misterius untuk menanggulangi kriminalitas, disambut rakyat dengan  antusias. Sebaliknya bagi para preman dan pelaku kejahatan, para anggota TNI yang tersangkut atau berhubungan dengan komunisme, operasi Petrus  yang tiada kenal ampun dan sistematis dengan tembak di tempat, adalah hal paling menakutkan dan membuat cemas.  Namun anggota Pemuda Pancasila yang notabene banyak  juga premannya sama sekali tak tersentuh Petrus, sehingga banyak preman yang berbondong-bondong masuk Pemuda Pancasila yang disambut dengan terbuka oleh para pengurus.

Tak heran, anggota Pemuda Pancasila pada akhir tahun 1990-an tercatat sekitar 4 -10 juta orang. Kesan menakutkan  dan  arogan terhadap organisasi ini pun, sebagaimana rezim Orba, begitu melekat terhadap sosok Ketua Majelis Pimpinan Nasional (MPN) yaitu Japto Soerjosoemarno , adik kandung dari artis  Marini. Tercatat sejak berdirinya sampai  sekarang selama lebih dari tiga dekade, posisinya sebagai Ketua MPN PP tak tergoyahkan.

Hal itu diamini oleh Paskah Irianto, aktivis pemuda dan mahasiswa era tahun 1980-an yang pro demokrasi, pada masa Orba atau masa Soeharto menjadi presiden. PP adalah organisasi pemuda yang spesial dan anak emas rezim.  Juga sosok Japto sang ketua, tak ada seorangpun yang berani menggoyang posisinya. Di bawah Japto organisasi ini  menikmati betul  sebagai bagian yang penting dari kekuasaan.

"Mereka bisa  mengambil alih tugas -  tugas keamanan dan pertahanan yang seharusnya menjadi tugas polisi dan TNI", jelas Paskah kepada penulis.

 Pemuda Pancasila pun menjelma jadi  organisasi paramiliter Indonesia, yang begitu ditakuti sehingga  ada yang menyebutnya algojo TNI yang dituduh atau dicurigai sebagai antek  komunis.

Selanjutnya, tampilan dan aksi organisasi pemuda ini  kian mapan saja.  Jebolan dan pentolan dari organisasi ini berhasil menduduki, dan   menguasai hubungan dan posisi di semua lini pemerintahan. Dengan uniform khasnya yang loreng, organisasi pemuda ini menjadi  gangster  yang memegang tongkat komando organisasi yang  mendapat legimitasi kuat  dari pemerintah Orba.

Menurut Paskah Irianto,  saat itu  orang atau kelompok pemuda tak ada yang boleh mendirikan organisasi pemuda lain di luar  PP,  selain  harus melebur  ke KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia)


3. Mendirikan Partai Patriot di Era Reformasi

Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pendapat baik lisan maupun tulisan  sebagaimana termaktub di pasal 28 UUD 45,  menurut Paskah, aktivis  yang sering menelan pil pahit pengalaman berunjukrasa ini,  benar-benar dibungkam.

Namun seperti roda yang berputar, kehidupan pun berjalan kadang di atas kada di bawah silih berganti. Seiring dengan kejatuhan pemerintah Orde Baru dan munculnya Era Reformasi yang membahana  di segenap penjuru nusantara dan dunia, monopoli dan   arogansi yang melekat di PP makin tidak disukai orang. Premanisme tidak laku lagi dijual di percaturan politik nasional maupun dalam bermasyarakat dan bernegara di era reformasi.

Dari sini bersama jajarannya, terlihat kalau  Japto mulai menyadari di tubuh organisasinya sudah mulai banyak batu kerikil yang tajam dan angin yang berhembus kencang yang kapan saja bisa  menghancurkan organisasi pemuda yang dipimpinnya .

Banyak kalangan yang kurang menyukai terutama dengan atribut militer yang melekat pada organisasi itu. Namun bukan Japto namanya kalau tidak piawai melawan isu-isu negatif tentang PP. Ia pun  banting stir mengubah performa organisasi dari cap arogan menuju organisasi yang lebih demokratis.

Paskah Irianto menggarisbawahi, kalau Japto  betul-betul  menyadari perubahan zaman.    Orba benar-benar sudah tumbang. Fajar Reformasi telah terbit. Maka  sebagai  lokomotif pengendali gerbong  organisasi,  Japto pun banting  stir  perlahan membelokkan kemudinya dari rel Orba menuju rel  reformasi.

 

Adik artis Marini ini pun mendirikan Partai Patriot. Namun langkahnya ini pun disambut dingin  oleh masyarakat, dan  partainya tidak mampu meraih suara sebagaimana yang diharapkan. Seiring dengan peralihan dari masa orde baru ke masa reformasi  dan Kabinet Bersatu masa SBY jadi presiden,  PP masih suka diwarnai oleh pertikaian dan bentrokan antar organisasi pemuda,  masyarakat dan TNI.

 

 

4. Di Kabinet Kerja PP Bentuk B2P3

 

Masih di tangan Sang Godfather Japto, PP makin jauh meninggalkan  praktek-praktek di masa Orba, dan mulai mereformasi diri ke arah demokrasi pada era reformasi. Akhirnya di Kabinet Kerja dengan "sense of political"  nya pengaruh Japto yang masih kuat berhubungan dengan birokrat dan legislatif,  adik artis Marini inipun membentuk B2P3 (Badan Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila).

 

Di Jawa Barat,   B2P3 ini pengurusannya dikukuhkan bertepatan  dengan  Hari Buruh Internasional

tanggal 1 Mei 2021  dan dilantik langsung oleh Ketua Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) PP oleh Alm. Tubagus Dasep IPS. Melalui SK nomor 968/E2/KPTS/MPW-PP/JBR/ III/2021 tanggal 26 Maret 2021 tentang pengesahan Badan Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila Provinsi Jawa Barat telah dikukuhkan Stenly Ngelo sebagai Ketua B2P3 Jabar, Rudi Kurniawan Erawan sekretaris, dan   Anton Heryanto sebagai bendahara.

 

Pembentukan B2P3 ini,  terlihat PP berupaya mereformasi diri dan   menghilangkan image sebagai organisasi preman ke arah yang  lebih bersahabat  dengan seragamnya yang warna putih. Dengan warna putih B2P3 nampak lebih santun dan humanis.

 

Masalah perburuhan tidak pernah sepi. selalu penuh keriuhan. Di Jawa Barat masalah perburuhan sangat kompleks mulai dari pemutusan hubungan kerja  karena pandemi Covid-19 yang berdampak terjadinya ledakan pengangguran,  kesehatan kerja,  UMR, TKW, kekerasan dan kecelakaan kerja,   SDM yang kurang berdaya saing,  dsb. sebagaimana dijelaskan oleh sekretaris B2P3, Rudi Kurniawan, akan menjadi garapan B2P3 Jabar.

Langkah  PP dengan B2P3 -nya yang menaruh perhatian dan penanganan terhadap masalah perburuhan, dinilai sebagai  langkah yang strategis dan amat jeli menangkap peluang secara politis dan finansial karena bisa   mendongkrak kesejahteraan dan kas organisasi. Apalagi Jawa Barat  memiliki lebih dari 5000 pabrik dengan jumlah tenaga kerja sekitar 17 juta orang.  Kalau langkah PP dengan bentuk B2P3 ini benar-benar dilaksanakan dengan  ciamik,  dengan aksi-aksi yang menarik simpati masyarakat jauh dari premanisme, seperti tampil sebagai garda terdepan di daerah dan korban terdampak bencana alam,  aksi sosial, maka peluang politis akan terbuka lebar.

Walau demikian,  sebagaimana yang pernah diungkapkan sendiri  oleh Japto di beberapa media, praktek premanisme dan performa yang  garang,  masih diperlukan juga.  

" Performa anggota saya yang masih garang, terbukti manjur dan effektif  saat  membantu pemerintah menjadi  Satgas Covid -19.  Masyarakat yang membandel, tidak menerapkan  protokol kesehatan, seperti membuat kerumunan, memaksa  mudik untuk berlebaran di kampung, menjadi patuh karena takut", seloroh Japto waktu itu.

5. Kaderisasai  adalah Keniscayaan untuk Organisasi Tetap Eksis dan Sehat

Hari ini, tanggal 28 Oktober 2021, Pemuda Pancasila genap berusia 62 tahun. Usia yang sudah lebih dari matang dan banyak asam garam dalam berorganisasi. Dibanding dengan organisasi pemuda yang lainnya yang sudah tidak eksis bahkan  kondisinya bagai hidup segan mati tak mau,  Pemuda Pancasila masih eksis berkiprah. Masih di bawah komando Japto, PP hendaknya  terus mengubah performanya dari  premanisme ke  humanisme walau tidak mudah mengubah lebel lama yang masih melekat di mata  masyarakat sebagai organisasi preman.

Namun bukan hanya mengubah performanya saja, demikian pula seharusnya dengan manajemen organisasi. Dijelaskan Paskah Irianto, bahwa  kaderisasi amat penting dalam suatu organisasi. Pucuk pimpinan Pemuda Pancasila sampai saat ini tongkat komandonya masih dipegang oleh Japto Soerjosoemarno

"Menariknya organisasi Pemuda Pancasila itu memang di  ketua pusatnya. Semua masih  segan dan takut terhadap figur sang Japto. Tidak pernah tergoyahkan. Sosoknya  sulit tergantikan", tandas Paskah yang juga Ketua Majelis Anggota Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Azasi ,(Ketua MA PBHI) Jawa Barat ini.

Saking takutnya, lanjut Paskah,  ada joke kalau Japto  sendiri  tidak mau dirinya ditakuti orang.  "Saking tak  ada lawan dan rival, padahal Japto ingin  dirinya mendapat lawan  akhirnya burung beo Japto dilatih untuk bicara melawan Japto", ujar Paskah  dengan nada berseloroh kepada penulis.

Itulah catatan  kecil  dan ulasan penulis untuk Pemuda Pancasila dengan B2P3- nya di miladnya  ke -62 tahun.Dirgahayu Pemuda Pancasila Sekali layar terkembang surut kite berpantang.

Profile Penulis:

Lulusan Bahasa dan Sastra Rusia Unpad.

Komisi Humas PPLIPI (Perhimpunan Perempuan Lintas Profesi Indonesia) DPW Jawa Barat.

Pengurus PPUMI (Pemberdayaan Perempuan UMKM Indonesia)  Korwil Jabar.

 

Senin, Oktober 04, 2021

Ini Kegiatan Majelis Taklim Istiqomah Hijrah DIY Saat Ini

Ini Kegiatan Majelis Taklim Istiqomah Hijrah DIY Saat Ini

 

Yogyakarta: HR.ID  Majelis Taklim Istiqomah Hijrah DIY merupakan salah satu Majelis/Ormas yang tergabung dalam Pokmaslipas (Kelompok Masyarakat Peduli Pemasyarakatan)  Mitra Bapas Kelas I Yogyakarta yang mempunyai tugas pokok bidang Kepribadian dan bidang Kemandirian pada hari Minggu tanggal  3/10/2021 melaksanakan pengajian rutin bulanan bertempat dirumah Sdr. Taufik (Ucil) yang beralamat di Jln. Turi KM 01 Kembangarum 16 Bandaran Rt 04 Rw 33 Ds Donokerto Kec. Turi Kab. Sleman DIY.

Acara pengajian tatap muka yang secara rutin dilaksanakan setiap bulan oleh Majelis ini sempat berhenti beberapa bulan  lantaran diberlakukannya PPKM oleh Pemerintah  sehingga kajian tetap berlangsung walau lewat medsos streaming.

Ikut hadir dalam kegiatan tersebut antara lain para pengurus dan warga jama'ah Majelis Istiqomah Hijrah serta tamu undangan lain.

Tidak lupa seluruh jama'ah Majelis mengucapkan banyak terima kasih pada  pihak Bapas Jogja juga kepada Ibu Gusti Ayu Putu Suwardani selaku Kadivpas Kanwil Kemenkumham DIY yang telah memberikan bimbingan dan bantuan dana guna terlaksananya program program sesuai AD/ART Organisasi.

Ustad Catur Andriyana yang juga sebagai pembina dalam kajiannya mengajak kepada seluruh hadirin untuk tetap berlomba dalam kebaikan juga  mempertahankan dan meningkatkan semangat menuntut ilmu/mengaji walau dalam situasi pandemi covid 19 atau situasi bagaimanapun, terangnya.

Di akhir acara ketua Majelis Heryananto menjelaskan bahwa disamping pertemuan rutin bulanan juga dilaksanakan kajian dua mingguan yang dikhususkan untuk para pengurus guna penguatan diri masing masing  perorangan, pungkasnya.

 

Red: (Vito)

Hukum

Kesehatan

»

Serba Serbi

Artikel Penting Untuk Dibaca

loading...
loading...