Tetap Eksis Dengan Terus Mereformasi Diri
dari Rezim ke Rezim
1. Selayang Pandang Pemuda Pancasila
Hari itu, 5 bulan yang lalu, tanggal 1 Mei 2021 di Bandung,
saat masih pandemi di bulan Puasa, atau bertepatan dengan
peringatan Hari Buruh Internasional, ada pemandangan yang berbeda yang tak
biasa. Di sebuah hotel terlihat banyak
orang berseragam putih dan loreng merah menyala. Mirip seragam tentara.
Sekilas terlihat sangar dan buas,
penulis bak masuk kandang singa. Tapi begitu
penulis mendekat, berada di
tengah-tengah mereka, dan berusaha
lebih mengenali mereka,
walau masih terlihat tetap garang, tapi kesan itu sirna. Kesan sangar
dan kasar pun seakan tergilas dengan keramahan mereka. Penulis duduk satu
meja dengan Anton Heryanto dan Rudi
Kurniawan masing-masing sebagai bendahara dan sekretaris B2P3 (Badan Buruh dan
Pekerja Pemuda Pancasila) sambil
menikmati menu berbuka puasa. Ya, itulah
perjumpaan penulis sekitar 5 bulan lalu
dengan mereka. Penulis datang atas undangan Andini Putri, pegiat sosial dan
bisnis woman yang penuh talenta. Mereka
itu tak lain adalah yang
tergabung dalam organisasi Pemuda Pancasila.
Siapa yang tak kenal dengan organisasi kemasyarakatan yang
menamakan organisasinya dengan nama Pemuda Pancasila atau PP. Penggunaan kata
"Pancasila" di belakang nama organisasinya tentulah tidak sembarang,
pasti punya alasan tersendiri.
2. Jadi "Anak Emas" Pada Masa Orba
Pemuda Pancasila sejak
kelahirannya pada 28 Oktober tahun 1959 lalu, menurut sumber yang tak mau
disebutkan namanya, seorang perwira tinggi purnawirawan TNI AD,
oleh sang pendiri Jendral AH
Nasution memang dibentuk untuk mengimbangi
organisasi pemuda yang amat kuat bentukan PKI yaitu Pemuda Rakyat di
masa Orde Baru. Saat itu nama organisasi Pemuda Pancasila sebelum tahun 1965
seperti angin lalu.Tapi setelah tahun 1965 namanya kian berkibar dan
gaungnya bertalu. Pemuda Pancasila,
sesuai namanya tampil di garda terdepan sebagai pembela Pancasila melawan dan
menumpas pengkhianat Pancasila tanpa
pandang bulu.
Usaha pemerintahan Orde Baru melakukan operasi Petrus atau
penembakan misterius untuk menanggulangi kriminalitas, disambut rakyat
dengan antusias. Sebaliknya bagi para
preman dan pelaku kejahatan, para anggota TNI yang tersangkut atau berhubungan
dengan komunisme, operasi Petrus yang
tiada kenal ampun dan sistematis dengan tembak di tempat, adalah hal paling
menakutkan dan membuat cemas. Namun
anggota Pemuda Pancasila yang notabene banyak
juga premannya sama sekali tak tersentuh Petrus, sehingga banyak preman
yang berbondong-bondong masuk Pemuda Pancasila yang disambut dengan terbuka
oleh para pengurus.
Tak heran, anggota Pemuda Pancasila pada akhir tahun 1990-an
tercatat sekitar 4 -10 juta orang. Kesan menakutkan dan
arogan terhadap organisasi ini pun, sebagaimana rezim Orba, begitu
melekat terhadap sosok Ketua Majelis Pimpinan Nasional (MPN) yaitu Japto
Soerjosoemarno , adik kandung dari artis
Marini. Tercatat sejak berdirinya sampai
sekarang selama lebih dari tiga dekade, posisinya sebagai Ketua MPN PP
tak tergoyahkan.
Hal itu diamini oleh Paskah Irianto, aktivis pemuda dan
mahasiswa era tahun 1980-an yang pro demokrasi, pada masa Orba atau masa
Soeharto menjadi presiden. PP adalah organisasi pemuda yang spesial dan anak
emas rezim. Juga sosok Japto sang ketua,
tak ada seorangpun yang berani menggoyang posisinya. Di bawah Japto organisasi
ini menikmati betul sebagai bagian yang penting dari kekuasaan.
"Mereka bisa
mengambil alih tugas - tugas
keamanan dan pertahanan yang seharusnya menjadi tugas polisi dan TNI",
jelas Paskah kepada penulis.
Pemuda Pancasila pun
menjelma jadi organisasi paramiliter
Indonesia, yang begitu ditakuti sehingga
ada yang menyebutnya algojo TNI yang dituduh atau dicurigai sebagai
antek komunis.
Selanjutnya, tampilan dan aksi organisasi pemuda ini kian mapan saja. Jebolan dan pentolan dari organisasi ini berhasil
menduduki, dan menguasai hubungan dan
posisi di semua lini pemerintahan. Dengan uniform khasnya yang loreng,
organisasi pemuda ini menjadi gangster yang memegang tongkat komando organisasi
yang mendapat legimitasi kuat dari pemerintah Orba.
Menurut Paskah Irianto,
saat itu orang atau kelompok
pemuda tak ada yang boleh mendirikan organisasi pemuda lain di luar PP,
selain harus melebur ke KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia)
3. Mendirikan Partai Patriot di Era Reformasi
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pendapat
baik lisan maupun tulisan sebagaimana
termaktub di pasal 28 UUD 45, menurut
Paskah, aktivis yang sering menelan pil
pahit pengalaman berunjukrasa ini,
benar-benar dibungkam.
Namun seperti roda yang berputar, kehidupan pun berjalan
kadang di atas kada di bawah silih berganti. Seiring dengan kejatuhan
pemerintah Orde Baru dan munculnya Era Reformasi yang membahana di segenap penjuru nusantara dan dunia,
monopoli dan arogansi yang melekat di
PP makin tidak disukai orang. Premanisme tidak laku lagi dijual di percaturan
politik nasional maupun dalam bermasyarakat dan bernegara di era reformasi.
Dari sini bersama jajarannya, terlihat kalau Japto mulai menyadari di tubuh organisasinya
sudah mulai banyak batu kerikil yang tajam dan angin yang berhembus kencang
yang kapan saja bisa menghancurkan
organisasi pemuda yang dipimpinnya .
Banyak kalangan yang kurang menyukai terutama dengan atribut
militer yang melekat pada organisasi itu. Namun bukan Japto namanya kalau tidak
piawai melawan isu-isu negatif tentang PP. Ia pun banting stir mengubah performa organisasi
dari cap arogan menuju organisasi yang lebih demokratis.
Paskah Irianto menggarisbawahi, kalau Japto betul-betul
menyadari perubahan zaman. Orba
benar-benar sudah tumbang. Fajar Reformasi telah terbit. Maka sebagai
lokomotif pengendali gerbong
organisasi, Japto pun
banting stir perlahan membelokkan kemudinya dari rel Orba
menuju rel reformasi.
Adik artis Marini ini pun mendirikan Partai Patriot. Namun
langkahnya ini pun disambut dingin oleh
masyarakat, dan partainya tidak mampu
meraih suara sebagaimana yang diharapkan. Seiring dengan peralihan dari masa
orde baru ke masa reformasi dan Kabinet
Bersatu masa SBY jadi presiden, PP masih
suka diwarnai oleh pertikaian dan bentrokan antar organisasi pemuda, masyarakat dan TNI.
4. Di Kabinet Kerja PP Bentuk B2P3
Masih di tangan Sang Godfather Japto, PP makin jauh
meninggalkan praktek-praktek di masa
Orba, dan mulai mereformasi diri ke arah demokrasi pada era reformasi. Akhirnya
di Kabinet Kerja dengan "sense of political" nya pengaruh Japto yang masih kuat berhubungan
dengan birokrat dan legislatif, adik
artis Marini inipun membentuk B2P3 (Badan Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila).
Di Jawa Barat, B2P3
ini pengurusannya dikukuhkan bertepatan
dengan Hari Buruh Internasional
tanggal 1 Mei 2021 dan
dilantik langsung oleh Ketua Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) PP oleh Alm.
Tubagus Dasep IPS. Melalui SK nomor 968/E2/KPTS/MPW-PP/JBR/ III/2021 tanggal 26
Maret 2021 tentang pengesahan Badan Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila Provinsi
Jawa Barat telah dikukuhkan Stenly Ngelo sebagai Ketua B2P3 Jabar, Rudi
Kurniawan Erawan sekretaris, dan Anton
Heryanto sebagai bendahara.
Pembentukan B2P3 ini,
terlihat PP berupaya mereformasi diri dan menghilangkan image sebagai organisasi
preman ke arah yang lebih bersahabat dengan seragamnya yang warna putih. Dengan
warna putih B2P3 nampak lebih santun dan humanis.
Masalah perburuhan tidak pernah sepi. selalu penuh keriuhan.
Di Jawa Barat masalah perburuhan sangat kompleks mulai dari pemutusan hubungan
kerja karena pandemi Covid-19 yang
berdampak terjadinya ledakan pengangguran,
kesehatan kerja, UMR, TKW,
kekerasan dan kecelakaan kerja, SDM
yang kurang berdaya saing, dsb.
sebagaimana dijelaskan oleh sekretaris B2P3, Rudi Kurniawan, akan menjadi
garapan B2P3 Jabar.
Langkah PP dengan B2P3
-nya yang menaruh perhatian dan penanganan terhadap masalah perburuhan, dinilai
sebagai langkah yang strategis dan amat
jeli menangkap peluang secara politis dan finansial karena bisa mendongkrak kesejahteraan dan kas
organisasi. Apalagi Jawa Barat memiliki
lebih dari 5000 pabrik dengan jumlah tenaga kerja sekitar 17 juta orang. Kalau langkah PP dengan bentuk B2P3 ini
benar-benar dilaksanakan dengan
ciamik, dengan aksi-aksi yang
menarik simpati masyarakat jauh dari premanisme, seperti tampil sebagai garda
terdepan di daerah dan korban terdampak bencana alam, aksi sosial, maka peluang politis akan
terbuka lebar.
Walau demikian,
sebagaimana yang pernah diungkapkan sendiri oleh Japto di beberapa media, praktek
premanisme dan performa yang
garang, masih diperlukan
juga.
" Performa anggota saya yang masih garang, terbukti
manjur dan effektif saat membantu pemerintah menjadi Satgas Covid -19. Masyarakat yang membandel, tidak
menerapkan protokol kesehatan, seperti
membuat kerumunan, memaksa mudik untuk
berlebaran di kampung, menjadi patuh karena takut", seloroh Japto waktu
itu.
5. Kaderisasai adalah
Keniscayaan untuk Organisasi Tetap Eksis dan Sehat
Hari ini, tanggal 28 Oktober 2021, Pemuda Pancasila genap
berusia 62 tahun. Usia yang sudah lebih dari matang dan banyak asam garam dalam
berorganisasi. Dibanding dengan organisasi pemuda yang lainnya yang sudah tidak
eksis bahkan kondisinya bagai hidup
segan mati tak mau, Pemuda Pancasila
masih eksis berkiprah. Masih di bawah komando Japto, PP hendaknya terus mengubah performanya dari premanisme ke
humanisme walau tidak mudah mengubah lebel lama yang masih melekat di
mata masyarakat sebagai organisasi
preman.
Namun bukan hanya mengubah performanya saja, demikian pula
seharusnya dengan manajemen organisasi. Dijelaskan Paskah Irianto, bahwa kaderisasi amat penting dalam suatu
organisasi. Pucuk pimpinan Pemuda Pancasila sampai saat ini tongkat komandonya
masih dipegang oleh Japto Soerjosoemarno
"Menariknya organisasi Pemuda Pancasila itu memang
di ketua pusatnya. Semua masih segan dan takut terhadap figur sang Japto.
Tidak pernah tergoyahkan. Sosoknya sulit
tergantikan", tandas Paskah yang juga Ketua Majelis Anggota Perhimpunan
Bantuan Hukum dan Hak Azasi ,(Ketua MA PBHI) Jawa Barat ini.
Saking takutnya, lanjut Paskah, ada joke kalau Japto sendiri
tidak mau dirinya ditakuti orang.
"Saking tak ada lawan dan
rival, padahal Japto ingin dirinya
mendapat lawan akhirnya burung beo Japto
dilatih untuk bicara melawan Japto", ujar Paskah dengan nada berseloroh kepada penulis.
Itulah catatan
kecil dan ulasan penulis untuk
Pemuda Pancasila dengan B2P3- nya di miladnya
ke -62 tahun.Dirgahayu Pemuda Pancasila Sekali layar terkembang surut
kite berpantang.
Profile Penulis:
Lulusan Bahasa dan Sastra Rusia Unpad.
Komisi Humas PPLIPI (Perhimpunan Perempuan Lintas Profesi
Indonesia) DPW Jawa Barat.
Pengurus PPUMI (Pemberdayaan Perempuan UMKM Indonesia) Korwil Jabar.